Perkembangan teknologi yang begitu
pesat belakangan ini di satu sisi mempunyai dampak positif terhadap kelancaran
dan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatannya, tetapi di
pihak lain perkembangan ini juga menimbulkan dampak khususnya di bidang
kearsipan yang perlu segera diantisipasi.
Perkembangan di bidang kearsipan
dirasakan sangat lambat jika dikaitkan dengan perkembangan teknologi yang
secara langsung ataupun tidak langsung menghasilkan Arsip yang cenderung selalu
berubah. Untuk itu para pengelola kearsipan hendaknya selalu tanggap dan
mengikuti perkembangan tersebut dan sedapat mungkin agar dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan kearsipan.
Menurut National Archives and Record Administration (NASA)
USA, Arsip elektronika merupakan Arsip-arsip yang disimpan dan diolah di dalam
suatu format, dimana hanya computer yang dapat memprosesnya. Oleh karenanya
Arsip elektronik seringkali dikatakan sebagai Machine-readable record.
2.2.1
Manfaat Penggunaan Arsip Elektronis
Beberapa manfaat penggunaan sistem pengelolaan secara
elektonis yang mendorong sebagian besar organisasi untuk mengimplementasikan
manajemen arsip elektronis diantaranya adalah:
1. Cepat ditemukan dan memungkinkan pemanfaatan arsip
atau dokumen tanpa meninggalkan meja kerja.
2. Pengindeksan yang fleksibel dan
mudah di modifikasi
berdasarkan prosedur yang dikembangkan akan menghemat tenaga, waktu, dan biaya.
3. Pencarian secara full-text, dengan mencari file berdasarkan
kata kunci maupun nama file dan ditemukan nya dalam bentuk full text dokumen.
4. Kecil kemungkinan file akan hilang, hal ini disebarkan karena kita
hanya dapat melihat dilayar monitor atau print-nya tanpa dapat mengubah nya.
5. Menghemat tempat, dengan kemampuan 1 CD-RW
berkapasitas 700 MB akan mampu menyimpan dokumen dalam bentuk teks sebanyak
Lebih dari 700 lembar .
6. Mengarsip secara digital, sehingga resiko rusak nya dokumen
kertas atau buram karena usia dapat diminimalisir karena tersimpan secara
digital..
7. Berbagi arsip secara mudah, karena berbagi dokumen dengan
kolega maupun klien akan mudah dilakukan melaui LAN atau internet.
8. Meningkatken keamanan, karena mekanisme control secara
jelas dicantumkan pada buku pedoman pengarsipan secara elektronis, maka orang
yang tidak mempunyai otoritas relative sulit mengaksesnya.
9. Mudah dalam melakukan recovery data, dengan memback-up data kedalam
media penyimpanan yang compatible.
Selain manfaat di atas, organisasi juga perlu
mempertimbangkan hal-hal negative berikut (Skupsky, 1999):
1. Adanya peluang untuk memanipulasi
file – menciptakan, menyimpan, memodifikasi, atau menghapus – dalam segala
cara;
2. Kesulitan untuk berbagi file karena
format file maupun ketersediaan jaringan atau akses untuk berbagi file dengan
yang lain;
3. Kemungkunan rusaknya file setiap
saat yanpa adanya indikasi terlebih dahulu;
2.2.2
Manajemen Arsip Berkelanjutan
(continuum)
Kerangka kerja yang dapat di pakai untuk mengintegrasikan
manajemen arsip elektronis yang di tawarkan oleh An (2003), yaitu:
Gambar
8.1. Proses integrasi Manajemen Arsip Elektronis
Kerangka
kerja di atas mempunyai 3 Unsur:
1. Kerangka kerja terintegrasi, yaitu manajemen peng arsipan
sebagai salah satu fungsi organisasi yang dapat meningkatkan nilai orgaanisasi
bagi stakeholders-nya, terdiri dari;
v Budaya bersama
v Standar bersama
v Pembagian informasi
v Koordinasi
v Kolaborasi
2. Pendekatan terintegrasi, dengan menggambarkan kolaborasi
pemikiran dalam menjamin reliabilitas, yang terintegrasi bagi organisasi atau
stakeholders.
3
alat yang dapat digunakan mengintegrasi arsip elektronik:
v Strategi yang berfokus pada pelanggan
v Pemikiran arsip post-modern
v Model arsip berkelanjutan
3. Kontrol terintegrasi, terdiri dari:
v Kontrol produk (arsip)
v Kontrol proses
v Kontrol servis
2.2.3
Cheklist
Ada 12 komponen yang harus diperhatikan sebelum menggunakan
arsip elektronis (Compulink Management Centre, 2003) yaitu:
1. Kebijakan dan prosedur. Untuk mengontrol seluruh proses
yang berlangsung dalam organisasi agar berjalan sebagaimana yang diharapkan,
harus dibuat kebijakan, peraturan, standar, dan prosedur yang mencangkup
hal-hal berikut ini:
v Menjelasken metode men-scan dan memasukan data
v Menjelaskan revisi, peng-update-an, dan penghapusan arsip
v Buku pedoman dari hardwere dan soft were, termasuk soft
were, nomor, tanggal, instalasi, upgrade, pemindahan dan konversi yang
digunakan
v Penjelasan prosedur mengenai bagaimana arsip di indeks
v Kebijakan akses(control log-on)
v Struktur dan isi data, layout, file dan kamus data
v Konvensi dan hierarki nama file
v Pengembangan algoritma
v Prosedur mem-back up untuk disk, Dll.
v Prosedur untuk pengetes pembaca data
v Prosedur penyimpanan online dan offline
v Pendisposisian arsip
v Jadwal pemusnahan arsip elektronis
2. Pendidikan dan training, seluruh pegawai administrasi akan
sadar dan mengerti mengenai prosedur pemanfaatan sistem pengarsipan elektronis
apabila sosialisasi mengenai hal tersebut
3. Kerahasiaan dan kejujuran, hel ini merupakan salah satu
persyaratan agar arsip dapat terjaga kerahasiaan nya dan keaslian nya
4. Cakupan dokumen, pegawai harus memperhatikan 3
element arsip – isi, struktur, dan konteks dalam membuet arsip
5. Meta data, hal ini menginformasikan tentang
sebuah arsip yang disimpan
6. Manajeman file
7. Manajemen penyimpanan
8. Ketersediaan arsip, arsip akan tersedia dan dapat
dibaca dalam bentuk print out atau gambar pada layar monitor
9. Audit trail, audit ini akan menjelaskan apa,
siapa, kapan, dan mengapa arsip tersebut di simpan
10. Retensi, sebuah organisasi harus menetapkan
jadwal pemusnahan dokumen seprti yang berlaku pada arsip kertas
11. Pembaruan
media atau transfer,
ada 3 komponen yang terlibat yaitu:
v Pembaruan media (renewal) dengan mengopi arsip dari stu
jenis media ke media yang sama
v Meng-kopi media (copying) adalah mengubah format arsip dari
satu media ke media lain
v Mentransfer arsip (transfer atau migration) dengan mengubah
format arsip, misalnya dari format PPT (power point) Ke format PDF .
12. Disposal, merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, mendapatkan otoritas, dan membersihkan nya dari sistem
komputer
3 sistem pengarsipan yang umum dipasaran:
1. Sistem manajemen dokumen elektronis
(electronic document management system – EDMS)
Merupakan sistem yang berupa pengelolaan arsip atau dokumen
elektronis melalui komputer masing-masing pegawai, misalnya word processing,
presentasi, dsb;
2. Sistem pemindaian elektronis (electronic
imaging system – EIS)
Akan mengelola dokumen berupa hasil pemindaian (scan);
3. Software manajemen dokumen (records
management software – RMS)
Mengelola dokumen kertas atau data yang disimpan dalam
kantor atau pusat penyimpanan dokumen.
Beberapa komponen dasar dalam memilih sistem pengarsipan
yang baik :
1. Memindahkan dokumen
Beberapa metode utama dalam memindahkan data ke dalam sistem
komputerisasi dokumen (www.GeorgiaArchives.org):
Þ Scanning
à memindai
atau men-scan dokumen yang menghasilkan data gambar yang dapat disimpan
di komputer. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan scanner
diantaranya adalah:
§ Memiliki Automatic
Document Feeder (ADF) yang memungkinkan sejumlah kertas diletakkan pada tray
dan secara otomatis masuk ke dalam scanner
§ Compatible
untuk berbagai jenis ukuran kertas
§ Kecepatan
men-scan dokumen
Þ Conversion à proses mengubah dokumen word processor atau spreadsheet
menjadi data gambar permanen untuk disimpan pada sistem komputerisasi.
Þ Importing à memindahkan data elektronik ke dalam sistem pengarsipan
elektronik. Dapat dilakukan dengan melakukan drag and drop ke sistem dan
tetap menggunakan format data aslinya.
2. Menyimpan dokumen
Sistem penyimpanan yang digunakan, haruslah mampu mendukung
perubahan teknologi, peningkatan jumlah dokumen, serta mampu bertahan dalam
waktu lama. Selain itu, sistem terkomputerisasi dokumen harus mendukung
alat penyimpanan yang sekarang tersedia – juga yang akan datang – untuk
memberikan kepastian akan penggunaan jangka panjang. Untuk mengurangi resiko
tidak dapat dipakainya format dokumen yang telah digunakan, sebaiknya
perusahaan menyimpan data atau dokumen tidak hanya dalam satu format, tetapi
dalam berbagai format.
Lima pilihan media penyimpanan diantaranya:
Þ Magnetic Media (Hard Drives)
Þ Magneto-Optical Storage
Þ Compact Disc (CD)
Þ DVD (Digital Video Disc/Digital Versatile Disc)
Þ WORM (Write Once, Read Many)
3. Mengindeks dokumen
Dokumen yang disimpan di kantor harus dikelola dengan baik
agar bermanfaat untuk organisasi dengan melakukan pelabelan, penyortiran,
pengindeksan, ditempatkan pada folder, dan dimasukan filing cabinet. Arsip
elektronik juga harus dikelola agar informasi mudah dipahami oleh user pada
saat ini maupun masa datang. Ada 3 metode dalam mengelola pengindeksan arsip
elektronis, yaitu:
Þ Index Fields
Menggunakan kategorisasi tema dan kata kunci sebagai metode
tradisional yang digunakan dalam dokumen kertas.
Þ Full-text Indexing
Menggunakan software optical character recognition(ocr).
Þ Folder/File Structure
Menyediakan metode visual dalam pencarian dokumen.
4. Mengontrol akses
Sistem kontrol merupakan aspek terpenting dalam sistem
pengarsipan elektronik, karena hampir semua orang dapat mengakses data tersebut
di computer yang dihubungkan dengan LAN di seluruh area kantor. Untuk itu
terdapat dua hal yang harus dimiliki oleh sistem pengarsipan elektronis:
Þ
Ketersediaan yang luas dan akses
yang fleksibel, dengan menyediakan beberapa cara untuk mengakses suatu file
Þ
Keamanan yang komprehensif
Ref : Dra. Sumartini. "Pengantar
Kearsipan." 1.
Hasugian, M.Si, Drs.Jonner.
"Pengantar Kearsipan." 2003: 6.
Lastiyani, Monika Nur.
http://www.bpadjogja.info/file/7be99f4a6453598511d7773b18b24439.pdf (accessed
June 23, 2013).
Sukoco, Badri Munir. Manajemen
Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga, 2007.
Nice Article!
BalasHapusDitingkatkan lagi ya keterampilan menyuntingnya...